SEJARAH ASAL USUL DESA SERITANJUNG KECAMATAN TANJUNG BATU KAB OGAN ILIR

SEJARAH ASAL USUL  DESA SERITANJUNG
KECAMATAN TANJUNG BATU KABUPATEN OGAN ILIR 
PROVINSI SUMATERA SELATAN
Bersumber dari : Cerita-cerita Sesepuh yang masih hidup di Desa Seritanjung dan di luar Desa Seritanjung, antara lain diambil dari Buku karangan Nazori Mageni. Silahkan sampaikan saran usul bila cerita/legenda asal usul ini kurang lengkap.
Masjid Taqwa Desa Seritanjung Kecamatan Tanjung Batu
Kab Ogan Ilir
Berdasarkan tutur nenek moyang atau sesepuh warga Desa Seritanjung bahwa Desa Seritanjung yang dulunya masih bernama DUSUN Seritanjung sekarang setingkat Desa yang diatasnya merupakan Pemerintahan Marga Tanjung Batu.  Keturunan nenek moyang asli Desa Seritanjung adalah Suku Jawa yang merantau hingga dapat menjangkau wilayah Seritanjung.  Perantauan orang Jawa ini diperkirakan mulai tahun 1700 M, mereka umumnya memiliki ilmu agama Islam dan beberapa keahlian dan kesaktian yang tinggi.  Mulai saat itulah nenek moyang ini mendiami beberapa daratan seperti Tanjung Batu, hingga daratan Seritanjung. Mereka bertempat tinggal dan berhuma (berladang/berkebun) mulai dari tebing abang sekitar Lubuk Lesung yang disebut dengan perkampungan SEMOLOK, mereka juga mendiami daerah keramat perbatasan dusun 4 dengan dusun 5, hingga ada yang mendiami Bagian Utara desa Seritanjung atau sekitar Teluk Perigi (Payo Perigi) yang sekarang masuk Desa Bangun Jaya.
Diantara asal mula keturunan nenek moyang Desa Seritanjung yang terkenal adalah USANG RADEN KUNING, USANG BAGINDA SARI dan USANG SITI FATIMAH juga bersahabat dengan Usang Senuro Putri Nafisah yang terkenal dengan gelar Putri Pinang Masak.  Usang Raden Kuning pekuburannya atau makamnya dapat diketemukan di tengah-tengah Pekuburan Lubuk Lesung Desa Seritanjung, sedangkan pekuburan/makam Usang Baginda Sari yang juga berjuluk Umar Baginda Sari diperkirakan berada di seberang Desa Tanjung Atap.  Sedangkan Pekuburan/makam Usang Siti Fatimah diperkirakan berada di Jalan Keramat antara Dusun 4 dan Dusun 5 sekarang.
Usang Raden Kuning memiliki keahlian dan kesaktian berupa pintar bermain bola kaki dan memelihara ular sebagai senjata untuk melindungi diri dari musuh-musuhnya. Ular-ular peliharaan Raden Kuning dipergunakan untuk membunuh musuh-musuh yang mengganggu kehidupannya.  Usang Raden Kuning memiliki Pedang Pusaka nan sakti. Sedangkan Usang Fatimah terkenal dengan rambutnya yang sangat panjang hingga beberapa meter, tampak jelas apabila sang usang Siti Fatimah mandi ke sungai dengan rambut yang terurai sangat panjang. Daerah tempat tinggal usang Siti Fatimah terletak antara dusun 4 dengan dusun 5 yang saat ini dikenal dengan JALAN KERAMAT karena terdapat pekuburannya dan sering terjadi penampakan jelmaan usang Siti Fatimah Berambut Panjang di jalan ini.  Usang Siti Fatimah juga bersahabat dengan Usang Putri Senuro (Putri Pinang Masak) yang memiliki kepandaian kerajinan tangan seperti anyam-anyaman dari bambu dan purun.
SMP Yayasan Pendidikan Seri Tanjung dahulu lokasi tempat tinggal
Sesepuh pendiri Desa Seritanjung, atau dikenal dengan Tebing Abang.
Sebagai tempat tinggal pertama kali para usang Raden Kuning, Baginda sari dan Usang Fatimah adalah di sekitar wilayah pekuburan lebuk lesung sekarang dan disekitar lokasi SMP YPST Seritanjung (tebing abang) yang dahulu dikenal dengan nama SEMOLOK. Disinilah mereka mendirikan tempat tinggal dan berladang.  Di sebelah laut/batang hari penesak (sungai) mereka gunakan untuk mencari ikan di lubuk sampai ke lebung-lebung yang ada di sekitar itu.  Lebung yang masih terkenal adalah lebung Gasing sebagai tempat mencari ikan hingga kini, namun saat ini tanah lebung gasing sudah sangat dangkal.  Kemudian karena sering adanya gangguan binatang dan hama seperti buaya Rebang kuning, dan semut-semut, maka mereka sepakat untuk pindah ke di tengah-tengah dusun yang saat ini merupakan dusun 3 dan dusun 4, namun penyebaran keluarganya hingga dusun 5 dan daerah payo Perigi yang juga dikenal dengan Teluk Perigi.  Karena itu di beberapa tempat seperti di dusun 5 tengah pernah ditemukan pernak-pernik keramik piring pecah belah, dan lumpang yang sangat berumur diperkirakan berasal dari luar daerah kita (China).   Beberapa warga juga masih menyimpan barang berharga tersebut seperti keris, pedang dan parang.
Kebiasaan bertani dan berladang Usang Baginda Sari pendiri
Desa Seritanjung, kini diteruskan oleh generasi yang ada,
antara lain Kelompok Tani Kebon Raren Desa Seritanjung
dengan BEUMO kebon Balam/karet, saat dikunjungi 

Petugas BPP Tanjung Batu Ogan Ilir.
Konon cerita dahulu kala setelah kepindahannya ke tengah dusun Seritanjung sekarang, Baginda Sari pandai membuat ladang yang sangat luas di kawasan dekat Payo Perigi yang merupakan Tanjungan. Teluk di Tanjungan inilah yang disebut hingga saat ini dengan nama Teluk Perigi.  Kepandaian Baginda Sari berladang ini terjadi turun temurun di Tanjungan ini dengan hasil tanaman yang sangat banyak. Karena memiliki ladang yang luas nan subur di Tanjungan inilah, Baginda Sari juga disebut BAGINDA SARI TANJUNG. Hingga kawasan ini terkenal dengan SARI TANJUNG, yang merupakan cikal bakal nama DUSUN SERITANJUNG dan berubah menjadi DESA SERITANJUNG.  Dusun Seritanjung merupakan bagian dari Marga Tanjung Batu. Karena itu, letak pekuburan BAGINDA SARI tidak ditemukan di Desa Sritanjung, diperkirakan beliau terus melakukan pengembaraan dalam berladang hingga ke Dusun Tanjung Atap saat ini hingga menetap disana. Di Desa Tanjung Atap terkenal juga Usang yang mereka sebut Usang UMAR BAGINDA SARI yang pekuburannya terletak di seberang laut Desa Tanjung Atap. (pengelola web)..
LANJUTAN ....
ASAL USUL NAMA LUBUK LESUNG DESA SERITANJUNG
Konon cerita dahulu kala, Putri Pinang Masak Senuro selain dirindukan oleh Usangsungging Tanjung Batu juga sangat dirindukan oleh RADEN KUNING dari Desa Seritanjung.  Namun percintaan mereka sulit untuk saling bertemu, karena banyak halangan dan rintangan.  Sebagai tanda cinta dan rindu Putri Pinang Masak suatu hari Putri Pinang Masak dari Senuro mengirimkan sebuah LESUNG kepada Raden Kuning di kampung Semolok.  Kiriman lesung tersebut keluar dari salah satu LUBUK di sebelah laut SEMOLOK sekarang pekuburan Lubuk Lesung.  Karena kesaktiannya, Putri Pinang Masak mengirimkan Lesung tersebut secara Ghaib melalui Lubuk di Batang Hari/Buluran tersebut.  Lubuk tempat keluarnya Lesung kiriman Putri Pinang Masak tersebut sekarang masih ada, dan pada zaman bien Lubuk ini tidak pernah kering dan selalu didiami BUAYA REBANG KUNING sebagai penghuni Lubuk tersebut, hingga saat ini daratan sebelahnya dinamakan LUBUK LESUNG dan menjadi nama LAHAN PEKUBURAN yang disebut LUBUK LESUNG atau disingkat BUKSUNG yang berarti LUBUK LESUNG. (......)

Iklan Bawah Artikel