Kebudayaan Desa Limbang Jaya Kecamatan Tanjung Batu
Kebudayaan bangsa adalah kebudayaan yang berakar dan nampak sebagai usaha budi energi tarik Indonesia. Indonesia membawa kebudayaan lama dan berbentuk asli yang terdapat di daerah-daerah semua pelosok Nusantara. Kebudayaan daerah selanjutnya terhadap dasarnya adalah kekayaan budaya bangsa. Setiap daerah punyai satu wujud kesenian yang jadi identitas daerah tersebut. “Masing-masing wujud kesenian daerah merupakan ciri khas dan jadi corak budaya daerah asli kesenian itu. Kesenian daerah merupakan puncak-puncak budaya yang terdapat di daerah dan jadi symbol masyarakat pemiliknya” ( Maryaeni, 2005 : 93 ).
Didalam kebudayaan daerah yang terpenting adalah unsur kebiasaan yang berakar terhadap kehidupan masyarakat kesukuan, layaknya tarian-tarian dan beraneka type kerajinan yang di jumpai terhadap kebudayaan daerah. Setiap kebudayaan membawa nilai-nilai spesifik dan termasuk membawa sifat-sifat. Adapun sifatnya antara lain kebudayaan itu mesti diajarkan dan diteruskan kepada semua anggota masyarakat.
Sumatera selatan punyai beraneka macam budaya baik berbentuk kesenian atau kerajinan tangan. Kesenian di Sumatera Selatan layaknya Tarian Gending Sriwijaya. Tarian Gending Sriwijaya merupakan tarian kebiasaan masyarakat Sumatera Selatan sebagai tarian penyambutan” ( Meilany, 2015 : 27 ). Kemudian kesenian Dulmuluk, adalah salah satu kesenian tradisional, layaknya siwar panggung lurus, Taji ayam, dan lainya. tentu tetap banyak kebudayaan masyarakat di Provinsi Sumatera Selatan terdapat 17 Kabupaten ( Kota). Salah satu kabupaten diProvinsi Sumatera Selatan adalah Kabupaten Ogan Ilir.
Di Kabupaten Ogan Ilir termasuk terdapat kebudayaan masyarakat. Seperti kerajinan tenun songket, dan kerajinan pengolahan Besi jadi alat kebutuhan masyarakat. Kerajinan tenun songket dan pengolahan besitersebut terdapat di Desa Limbang Jaya Kec. Tanjung Batu Kab. Ogan Ilir Provinsi Sumatera Selatan. Mata pencarian masyarakat Desa Limbang Jaya terbesar adalah pengrajin Pandai Besi. Sedangkan untuk kaum wanita adalah tenun songket. Selain itu masyarakat Desa Limbang Jaya ada termasuk bekerja sebagai pedagang, Pegawai Negeri Sipil (PNS), dan petani. Masyarakat Desa Limbang Jaya mayoritas beragama Islam. Persentase mata pencarian masyarakat Desa Limbang Jaya 75% sebagai Pandai Besi.
Masuknya Kerajinan Pandai Besi di Desa Limbang Jaya pertama kali nampak sekitar tahun 1940. Orang yang pertama kali mengawali kerajinan Pandai Besi di Desa Limbang Jaya di mulai oleh Puyang Sampurayo orang berkunjung dari daerah Jawa Tengah. Puyang sanggup disimpulkan bersama Munyang dan membuahkan keturunan dan mewariskan keahlian Pandai Besi di Desa Limbang Jaya Kec. Tanjung Batu Kab. Ogan Ilir.
Industri pintar besi merupakan usaha pertukangan besi, yang mulanya memicu senjata tradisional saja. Namun terhadap pertumbuhan mulailah didalam wujud usaha yakni pembuatan alat-alat seperti, mata tajak, tajak, pisau sembelih, pisau sadap, dan lain sebagainya. Yang sanggup untuk dikomersialkan dan digunakan untuk kepentingan tempat tinggal tangga.
Kebanyakan Negara maju berpikiran sektor industri merupakan motor penggerak bagi pertumbuhan perekonomian karena sanggup memberikan keuntungan yang lebih dibandingkan bersama product lainya layaknya pertanian. Oleh karena itu siasat industrialisasi sering digunakan untuk mencapai kesejahteraan’’ ( Hasibun, 1998 : 12 ).
Dapat disimpulkan bahwa sektor industri disebut bersama motor bergerak bersama tingkatkan perekonomian masyarakat didalam ber industri di Desa Limbang Jaya.Industri secara ekonomi sanggup di artikan sebagai kegiatan produksi bahan mentah jadi barang jadi atau barang setengah jadi. Kegiatan di sini sanggup dijalankan secara manual, bersama mesin, maupun secara elektronik. Istilah industri sanggup pula disimpulkan sebagai himpunan perusahaan perusahaan sejenis, di mana kata industri dirangkai bersama kata yang menerangkan type industrinya’’ ( Subadi, 2008 : 204 ).
Dalam melaksanakan kegiatan Pandai Besi sanggup dijalankan bersama mesin maupun secara elektronik didalam industry Pandai Besi dari pembuatan besi yang keras sanggup diolah jadi barang yang sempurna layaknya pisau yang sanggup di memakai didalam kehidupan sehari-hari contohnya didalam faedah memasak.Mengingat type industri yang sanggup dikembangkan di pedesaan sangat banyak, maka diperioritaskan pertumbuhan yang sanggup menangkap pengaruh ganda yang tinggi baik kepentingan pembangunan nasional, pembangunan pedesaan terhadap lebih-lebih maupun bagi perekonomian daerah terhadap umunya” ( Soekartiwi, 2010 : 23 ).
Dapat disimpulkan bahwa industry di perdesaan sangat banyak dibutuhkan oleh masyarakat luar maka sanggup dijalankan pemerintah didalam upaya melestarikan kegiatan Pandai Besi.
Menurut Tambunan ( 2001: 304)“Oleh karena itu pertumbuhan usaha kecil di Indonesia mesti mendapat perhatian yang besar dari pemerintahan maupun kalangan masyarakat luas, perhatian pemerintah lebih-lebih departemen perindustrian dan perdagangan yang berbentuk dukungan dukungan yang di butuhkan oleh industri kecil akan memberikan pengaruh yang positif bagi masyarakat yang mengupayakan di bidang ini’’.
Dapat disimpulakan bahwa adanya perhatian dari pemerintahan perindustrian didalam kegiatan Pandai Besi dan memberikan pengaruh terhadap perekonomian masyarkat Desa Limbang Jaya.
Dalam meniti kehidupan, manusia hadapi tantangan di mana bersama tantangan selanjutnya akan nampak gagasan, kemauan, dandorongan untuk berinisiatif, yang tidak lain adalah kreatif dan bertindak inovatif sehingga tantangan yang dihadapi terpecahkan. bersama demikianlah manusia pun akan mengupayakan untuk menghidupi keluarga terhadap khusunya dan masyarakat terhadap umunya bersama cara awal membuka usaha kecil.Industri pintar besi merupakan suatu usaha perorangan bergerak di bidang pertukangan besi. Seseorang yang menunjukan perannya dan terbukti kemahirannya, kebanyakan dianggap pakir didalam bidang tersebut. Kemahiran pintar besi terhadap mulanya tertumpu terhadap pembuatan senjata-senjata tradisional seperti: keris, perang dan pedang yang di wariskan secara turun temurun oleh Puyang kepada anak cucunya pas ini,
pada pertumbuhan berjalan peralihan dari pembuatan senjata tradisional ke alat-alat pertanian/perkebunan. Pada mulanya sistem pembuatannya tidak memakai alat yang ada terhadap zaman sekarang, melainkan memakai tangan, dan dengkul sebagain landasan yang menimpa besi jadi alat ( senjata). “Sementara, untuk membentuk besi selanjutnya memakai tenaga tangan layaknya memijit, melintir, karena besi dahulu merupakan logam lembut. Sambil melintir pengrajin Pandai Besi membaca do’a yang spesifik dipelajari dari nenek moyang. Dengan membaca doa dikehendaki besi mudah diolah dan jadi bermanfaat” Wawancara Heruman (28/08:2019).
Dapat disimpulkan bahwa terhadap mulanya pembuatan besi sanggup digunakan bersama tidak memakai alat yang ada terhadap zaman sekarang, melainkan memakai tangan, dan dengkul sebagain landasan yang menimpa besi jadi alat ( senjata). “Sementara, untuk membentuk besi selanjutnya memakai tenaga tangan layaknya memijit, melintir, karena besi dahulu merupakan logam lembut. Sambil melintir pengrajin Pandai Besi membaca do’a yang spesifik dipelajari dari nenek moyangdan terhadap sekarangini kegiatan Pandai Besi sudah memakai alat yang memadai membatu para pekerja Pandai Besi bersama adanya Landasan sebagai alat untuk membentuk besi jadi alat yang sanggup digunakan didalam kehiidupan sehari-hari dan alat pertanian layaknya pisau sadap, pisau, arit dan lainya.Penelitian perihal kerajinan tangan khas Sumatera Selatan layaknya perihal nya kerajinan Pandai Besi ini di awalnya dulu diteliti oleh Zainuri (352010069) yang berjudul “ Peran pengrajin tenun kain songket terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat Desa Talang Pangeran Kec. Pemulutan Barat kab. Ogan Ilir ( 1985-2014) yang dibikin tahun 2014 selanjutnya di Universitas Muhammadiyah Palembang. Inti dari penelitian ini adalah perihal peran pengrajin tenun kain songket ini yakni meningkatkanya pendapatan perekonomian masyarakat.
Kesimpulan dari penelitian Zainuri ini adalah: Peranan pengrajin tenun kain songket terhadap kesejahteraan masyarakat di Desa Talang Pangeran Kec. Pemulutan Barat Kab. Ogan Ilir.Persamaan penelitian milik Zainuri ini bersama penelitian yang penulis melaksanakan adalah terletak terhadap type penelitian yang diambil alih dan juga sama-sama mengkaji perihal kerajinan tangan khas Sumatera Selatan. Sedangkan perbedaanya tentu saja terhadap fokus kerajinan tangan dan daerah yang diambil. Jika di sini penulis mengkaji Peran Puyang Sampuryo yang mewariskan keahlian kerajinan tangan berbentuk keahlian Pandai Besi yang berpengharu didalam perekonomian desa asalnya yakni Desa Limbang Jaya Kec. Tanjung Batu Kab. Ogan Ilir.
Namun, skripsi Zainuri mengkaji perihal Peran pengrajin tenun kain songket upaya didalam mensejahterakan masyarakat didalam perekonomian di Desa Talang Pangeran Kec. Pemulutan Barat Kab. Ogan Ilir.Tulisan perihal Industri Pandai Besi yang ada di Desa Limbang Jaya Kec. Tanjung Batu Kab. Ogan Ilir, dulu ditulis oleh Ika Karmila 2011.
Dari Program Studi FKIP Sejarah Universitas PGRI Palembang bersama Judul Kerajinan Pandai Besi Masyarakat Di Desa Limbang Jaya Kec. Tanjung Batu Kab. Ogan Ilir.Kesimpulan dari penelitian Ika Karmila ini adalah: Masuknyakerajinan Pandai Besi di Desa Limbang Jaya pertama kali nampak tahun 1900 M. yang di mana sistem pembuatannnya tidak memakai alat layaknya terhadap zaman sekarang, dan pengrajin Pandai Besi yang bertambah dan sistem pengolahan besi termasuk sudah berkembang diDesa Limbang Jaya Kec. Tanjung Batu Kab. Ogan Ilir.Persamaan penelitian ika karmila ini termasuk sama-sama mengkaji kerajinan tangan khas Sumatera Selatan yakni Pandai Besi di Desa Limbang Jaya Kec. Tanjung Batu Kab. Ogan Ilir. Sedangkan perbedaannya, penulis lebih menekankan kerajinan Pandai Besi bagi kaum lelaki yang menjadikan kerajinan Pandai Besi sebagai mata pencarian ekonomi masyarakat Desa Limbang Jaya. Sedangkan, yang di tulis oleh Ika karmila lebih menekankan terhadap nilai budaya dan pertumbuhan Pandai Besi di Desa Limbang Jaya Kec. Tanjung Batu Kab. Ogan Ilir.