Sejarah Kerajinan Pandai Besi Di Tanjung Pinang Kecamatan Tanjung Batu Kabupaten Ogan Ilir
Kerajinan Pandai Besi
Kerajinan adalah perihal yang terkait dengan buatan tangan atau aktivitas yang terkait dengan barang yang dihasilkan melalui keterampilan tangan (kerajinan tangan), kerajinan yang dibuat biasanya terbuat dari berbagai bahan. Dari kerajinan ini mengahasilkan benda yang bisa dipakai. Biasanya istilah ini diterapkan untuk langkah tradisional dalam membuat barang-barang. Arti lain dari kerajinan adalah suatu usaha yang dilakukan secara terus menerus bersama penuh motivasi ketekunan, kecekatan, kegigihan, berdedikasi tinggi dan berdaya maju yang luas dalam jalankan suatu karya (Azmi, 2015:4).
Pengerajin Pandai Besi adalah aktivitas yang dilakukan di bengkel pandai besi bersama mengolah bahan logam jadi peralatan besi layaknya pisau, golok, crulit, keris dan sebagainya. Upaya pengerajin Pandai Besi merupakan langkah atau usaha seseorang memicu bahan logam menjadi peralatan besi. Yang dilakukan secara sistematis, terencana dan terarah bersama teknik tertentu, bahan baku diproses dan di bentang bersama langkah di pukul dan dipanaskan hingga membuahkan barang yang sesuai pengerajin harapkan. Selain itu, upaya pengerajin pandai besi juga disimpulkan sebagai cara atau usaha seseorang dalam meningkatkan hasil produksi dan menanggulangi ancaman yang dapat mengancam industri pengerajin besi (Azmi, 2015:4).
Kabupaten Ogan Ilir
Pemerintah Kabupaten Ogan Ilir merupakan hasil pemekaran dari kabupaten Ogan Ilir di Provinsi Sumatera Selatan, di mulai dengan penetapan Undang-undang sebagai basic hukum pembentukan Kabupaten Ogan Ilir yakni Undangundang RI Nomor 37 Tahun 2003. Dengan telah disetujuinya oleh DPR/RI rancangan Undangundang perihal pemekaran bebrapa kabupaten / kota jadi Provinsi Sumatera Selatan melalui Undang-undang RI Nomor 37 Tahun 2003 yang ditetapkan terhadap tanggal 18 Desember 2003, tentang pembentukan Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, Ogan Komering Ulu Selatan dan kabupaten Ogan Ilir di provinsi Sumatera Selatan maka secara formal pembentukan pemerintahan Kabupaten Ogan Ilir diresmikan oleh menteri dalam negeri atas nama Presiden Republik Indonesia di Jakarta terhadap tanggal 7 Januari 2004.
Pada pas peresmian pembentukan Kabupaten Ogan Ilir di Jakarta tepatnya di Aula Dapartemen dalam negeri jalur medan merdeka utara no 07 Jakarta Pusat. Pada pas tersebut bapak menteri dalam neger berpesan agar pelaksanaan pemerintahan kabupaten / kota pemekaran serius berpihak terhadap peningkatan kesejahteraan rakyat dan menggunakan potensi sumberdaya yang dimiliki secara arif dan bijaksana (BAPEDDA Kab.OI,2006:12).
Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Ogan Ilir
Seni rupa kerajinan masyarakat kebupaten Ogan Ilir sudah mempunyai kebolehan estetika dan kemampuan artistik yang tinggi. Kondisi ini dapat dilihat dari berbagai karya seni rupa yang bersifat terapan bersama wujud seni ukir kayu, seni kerajinan emas dan perak, seni ukir keramik seni tenun songket dan tnun ikat, seni sulam border, seni pertukangan kayu, seni pandai besi dan alumunium. Industri pariwisata yang tersedia di kabupaten Ogan Ilir adalah Objek wisata lebong karangan di kecamatan Indralaya, kawasan wisata tanjung putus Indralaya dan pantai tanjung laut kecamatan Tanjung Batu.
Selain itu pengembangan objek wisata yang sedang dilakukan adalah agrowisata perkebunan karet tambagan rambang, agrowisata agropolitan Indralaya, agrowisata perkebunan tebu cinta manis ketiau dan agrowisata perkebunan sawit bumi sawit permai di Tanjung Miring, Rambang Kuang (BAPPEDA Kab.OI,2006:99).
Gambaran Umum Desa Tanjung Pinang
Desa Tanjung Pinang terdapat di kecamatan Tanjung Batu Ogan Ilir, kira-kira 10 km berasal dari pusat pemerintahan Kabupaten Ogan Ilir yakni Indralaya. Desa Tanjung Pinang berbatasan langsung dengan desa Limbang Jaya. Menurut cerita rakyat yang berkembang di penduduk pada zaman dahulu ada seorang pangeran yang bernama Bronjong dan istrinya bernama Suryani yang merantau berasal dari pulau jawa ke pulau Sumatera, didalam perantauannya tibahlah mereka di suatu daerah yang bernama “Payo Pinang” dan mendirikan hunian di sana. Suatu hari mereka kehadiran tamu agung dari keluarga kerajaan yang mampir dirumah mereka, dikarenakan hujan yang deras.
Dengan sangat ramahnya pangeran Bronjong menyambut kedatangan tamu agung dan memperilahkan para tamu masuk ke didalam rumah, lantas pangeran Bronjong menyuguhkan makanan dan minuman serta mengimbuhkan suguhan sekapur sirih yang menjadi kehormatan untuk tamu kerajaan. Kemudian tanpa diperintah istirnya pangeran Bronjong langsung mempersiapkan sekapur sirih dan membelah buah pinang, namun pas buah pinang dibelah, buah pinang itu terpental jauh dan terbawah arus air. Kemudian istri pangeran Brojong yaitu Suryani mengusahakan mengejar buah pinang yang terbawah arus air, langkah demi langkah Suryani mengejar sampai tibalah dia di suatu daerah yang terdapat banyak sekali pohon pinang dan Suryani menemukan buah pinang yang dikejar-dikejarnya.
Kemudian Suryani ulang kerumah dan memberikan suguhan kapur sirih kepada tamu agung berpamitan untuk pulang melanjutkan perjalanan. Setelah tamu pergi kemudian Suryani menceritakan perjalananya mengejar buah pinang yang hanyut di bawah arus air dan mengutarakan keinginannya untuk rubah berasal dari Payo Pinang ke tempat yang saat ini disebut desa Tanjung Pinang. Selanjutnya mereka menentukan untuk pindah ketempat yang dimaksud Suryani, disanalah mereka tinggal, bercocok tanam, hidup bertahuntahun dan mengembangkan keturunan sampai menjadi desa yang cukup besar.
Sejarah Kerajinan Pandai Besi di Desa Tanjung Pinang
Menurut hasil penelitian yang diperoleh dari masyarakat perihal sejarah karajinan Pandai Besi di desa Tanjung Pinang, kerajinan Pandai Besi berasal berasal dari kebudayaan Jawa yang di bawah oleh orang-orang Jawa yang merantau atau melakukan transmigrasi ke Sumatera. Orang-orang Jawa yang di yakini membawah dampak didalam kebudayaan Pandai Besi di desa Tanjung Pinang dipercayai oleh masyarakat setempat berasal berasal dari Jawa Timur. Hingga selagi ini masyarakat desa Tanjung Pinang diyakini oleh masyarakat desa Tanjung Pinang tetap melestarikan kebudayaan lokal yang menjadi salah satu pendapat perekonomian masyarakat setempat (Wawancara Marzuki 08 Juni 2017).
Perolehan Bahan Batu
Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan pandai besi ini yaitu besi per dan arang khusus untuk membawa dampak pandai besi. Para pengerajin biasanya meraih bahan baku tersebut belanja di luar Sumatera seperti Surabaya dan Jawa. Penegrajian pandai besi dapat menghabiskan besi per dalam satu minggu sebanyak 100 kg atau uang sebesar Rp 1.200.000 dan bahan baku berwujud arang yang mengahabiskan uang sebesar Rp. 300.000 dalam satu minggu. Pengerajin pandai besi selalu bekerja setiap harinya supaya pemesanan bahan baku di luar Sumatera tidak ada hentinya (Wawancara Sutiman 08 Juni 2017).
Jenis Kerajinan
Kerajinan pandai besi yang dihasilkan oleh seorang pengerajin beragam macam antara lain seperti parang, crulit, pedang dan pisau. Berikut cara pembuatan kerajinan pandai besi: Parang Parang salah satu hasil kerajinan pandai besi. Bahan yang digunakan dalam pembuatan parang ialah besi per dan menggunakan arang khusus. Dan alat yang digunakan ialah palu (besar dan kecil), landasan, pedapuran, baji (pembelahan bahan) dan gerindo (menghaluskan). Adapun proses pembuatan parang ialah besi dipotong dengan pemaju (baji) sesuai bersama dengan ukuran yang akan dibuat. Kemudian besi dibakar sehingga memerah, setelah itu besi berikut diambil dengan supit sesudah itu diatas landasan dipukul menggunakan palu bear dan palu kecil sampai berbentuk pipih, untuk pembuatan bentuk sesuai yang di idamkan besi yang telah pipih itu dikikir diatas pemataran. Apabila bentuk telah selesai, besi dibakar kembali hingga membara sesudah itu dicelup ke dalam air (disepuh). Untuk membuat tajam besi berikut di asah supaya atau ditajamkan besi berikut di asah supaya tajam seperti yang di idamkan sesudah itu setelah diasah atau ditajamkan besi berikut di gerindo atau dihaluskan jadi parang yang seluruhnya dan dapat diperjualkan (Wawancara Sutiman 08 Juni 2017).
Clulit
Bahan dasar yang digunakan untuk membuat clurit yaitu besi. Dan alat-alat yang dipergunakan dalam pembuatan clurit adalah:
- Alat untuk sebabkan lubang
- Alat untuk memegang besi panas yang telah dibakar
- Alat untuk menajamkan atau retakan Alat untuk memotong besi yang telah dipanaskan
- Alat untuk memukul atau menempa besi yang telah dipanaskan
- Tempat untuk mengukir
- Landasan untuk memukul besi yang telah
- dipanaskan
- Tempat untuk mengikir
- Landasan untuk memukul besi yang telah dipanaskan
- Tempat untuk mengasah atau membuat tajam
Adapun proses pembuatan pandai besi berupa clurit sebagai berikut : besi dipotong dengan pemaju cocok bersama ukuran yang akan dibuat. Kemudianbesi dibakar sampai memerah. Sesudah itu besi berikut disita bersama supit lantas di tempat di atas paron sampai berwujud pipih. Untuk pembuatan bentuk cocok yang diinginkan besi yang udah pipih itu dikikir diatas pamataran. Apabila bentuk udah selesai, besi dibakar lagi sampai membara lantas dicelup de didalam air (disepuh). Untuk sebabkan taham, besi yang sudah disepuh tadi diasah diatas batu asahan hingga betul-betul tajam layaknya yang diinginkan (Umiati, 1990:53-54).
Pedang
Bahan-bahan yang digunakan didalam proses pembuatan pedang ialah besi, kuningan dan kayu untuk tangkai dan wrangka. Cara pembuatan pedang mirip bersama cara pembuatan clurit. Pisau Pisau ialah alat yang digunakan untuk memotong sebuah benda. Pegangan pisauumumnya berwujud memanjang sehingga dapat digenggam bersama tangan. Bentuk lazim pisau mirip bersama pedang., bedanya adalah bahwa bilah pedang lebih panjang berasal dari pada bilah pisau. Bahanbahan yang digunakan didalam pembuatan pisau ialah besi, kayu untuk tangkal, sering kadang juga untuk wrangka. Pisau bentuknya sederhana sebelah sisinya tajam dan ujungnya runcing. Sedangkan ukurannya sekitar lebarnya 7 cm dan panjangnya 20 cm. Modal dan Tenaga Kerja Seorang pengerajin pandai besi modal yang mereka mampu yaitu bersama cara dimodali oleh penampung (bos) pandai besi berikut melainkan bukan modal mereka sendiri, gara-gara modal yang sering digunakan didalam pembuatan pandai besi sangatlah mahal sehingga mereka tidak mampu untuk bermodal sendiri melainkan dimodali oleh seorang bos. Modal yang mereka mengfungsikan dalam satu minggu sebesar Rp. 1500.000 mereka hanya membuat kerajinan pandai besi dan hasilnya dijual kembali pada orang yang menampung (bos) kemudian mereka meraih upah berasal dari seorang penampung (bos) pandai besi yang memberikan mereka modal berikut (Wawancara Sutiman 08 Juni 2017).
Tenaga Kerja
Pengerajin pandai besi biasanya tidak ada yang mempergunakan tenaga kerja luar, artinya pekerjaan pandai besi banyak diselesaikan secara keluarga tanpa tenaga kerja luar dan pandai besi juga merupakan warisan turun-temurun berasal dari nenek moyang sehingga mereka didalam pembuatan kerajianan pandai besi udah mahir dan terlatih. Kadang-kadang memperkerjakan saudara sendiri sebagai anak buah (tukang), gara-gara pengerajin pandai besi banyak dijalankan dibelakang rumah sendiri tanpa membayar atau mengambil lahan orang lain. Distribusi Pengerajin pandai besi mereka tidak melakukan jual beli muncul atau menjual sendiri alat yang udah dihasilkan berasal dari kerajianan pandai besi. Tetapi jikalau alat kerajinan pandai besi itu telah jadi yang terima hasil berikut ialah orrang yang menampung (bos) pandai besi berikut dan orang tersebutlah yang menjual pandai besi muncul dari desa Tanjung Pinang layaknya Palembang, Indralaya, OKI dan earah tingkat II lainnya di Sumsel. Seorang pengerajin pandai besi terima gaji dari rang yang menampung (bos) pandai besi tersebut satu hari sebesar Rp. 100.000 – Rp. 200.000 (Wawancara Sutiman 08 Juni 2017).
Tidak ada komentar untuk "Sejarah Kerajinan Pandai Besi Di Tanjung Pinang Kecamatan Tanjung Batu Kabupaten Ogan Ilir"
Posting Komentar